Mengenai Saya

Foto saya
"" ARSENALOVER's "" cLLu menatap JL yg Benar

Jumat, 21 Januari 2011

Memahami Kekuatan Dalam Belajar

Memahami Kekuatan Diri Dalam Belajar
Bakat seseorang berbeda-beda. Bakat itu bermacam-macam, seperti bakat music, bakat seni, bakat berdagang, dan lain-lain. Adanya perbedaan bakat inilahdengan yang kemungkinan munculnya berbagai jenis lapangan pekerjaan, keahlian dan profesi dalam kehidupan masyarakat. Apakah perbedaan bakat dengan kemampuan ? biasanya bakat hasil pembawaan dari keturunan, sedangkan kemampuan adalah kecakapan yang diperoleh sebagai hasil belajar atau pengalaman, bukan merupakan pembawaan dan bukan pula keturunan.
Setiap orang mempunyai potensi yang berbeda-beda. Potensi diri adalah suatu kekuatan pada diri seseorang yang memmungkinkan berkembangnya kecakapan-kecakapan tertentu. Daya atau kekuatan ini di bawa sejak lahirdan makin berkembang setelah di latih. Potensi diri ini merupakan kecakapan yang dimiliki sebagai pembawaan dan hasil belajar.


















 Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan (belajar) adalah :
• Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
• Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
• Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
• Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
• Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
• Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

 Prinsip Memahami Kekuatan Diri Dalam Belajar
a. Seorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang diberikan kepadanya erat hubungannya dengan kemampuan, minat dan latar belakangnya.
b. Kesiapan untuk belajar harus dikaji bahkan diduga. Hal ini mengandung arti bila seseorang guru ingin mendapat gambaran kesiapan muridnya untuk mempelajari sesuatu, ia harus melakukan pengetesan kesiapan.
c. Jika seseorang individu kurang memiliki kesiapan untuk sesuatu tugas, kemudian tugas itu seyogianya ditunda sampai dapat dikembangkannya kesiapan itu atau guru sengaja menata tugas itu sesuai dengan kesiapan siswa.
d. Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan, misalnya dua orang siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat berbeda dalam pola kemampuan mentalnya.
e. Bahan-bahan, kegiatan dan tugas seyogianya divariasikan sesuai dengan faktor kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai individu.







 Prinsip Belajar Kognitif

“Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan”.
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan aktivitas mental yang berkaitan dengan proses belajar kognitif. Proses belajar itu dapat terjadi pada berbagai tingkat kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas mental.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar kognitif.
a. Perhatian harus dipusatkan kepada aspek-aspek lingkungan yang relevan sebelum proses-proses belajar kognitif terjadi. Dalam hubungan ini pelajar perlu mengarahkan perhatian yang penuh agar proses belajar kognitif benar-benar terjadi.
b. Hasil belajar kognitif akan bercariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbedaan individual yang ada.
c. Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata, kemampuan membaca, kecakapan dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif.
d. Pengalaman belajar harus diorganisasikan ke dalam satuan-satauan atau unit-unit yang sesuai.
e. Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dari konsep amatlah penting . Perilaku mencari, penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat diperlukan untuk menguji bahwa suatu konsep benar-benar bermakna.
f. Dalam pemecahan masalah para pelajar harus dibantu untuk mendefinisikan dan membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai, menafsirkan dan menganalisis masalah dan memungkinkan berpikir menyebar (divergent thinking).
g. Perhatian terhadap proses mental yang lebih daripada terhadap hasil kognitif dan afektif akan lebih memungkinkan terjadimya proses pemecahan masalah, analisis, sintesis dan penalaran.









 Prinsip Belajar Afektif

“Proses belajar afektif seseorang menentukn bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru”.
Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin tidak menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan, minat dan sikap individu.
Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar afektif.
a. Hampir semua aspek kehidupan mengandung aspek afektif.
b. Hal bagaimana para pelajar menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap situasi akan memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif.
c. Suatu waktu, nilai-nilai yang penting yang diperoleh pada masa kanak-kanak akan melekat sepanjang hayat. Nilai, sikap dan perasaan yang tidak berubah akan tetap melekat pada keseluruhan proses perkembangan.
d. Sikap dan nilai sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain dan bukan hasil dari belajar langsung.
e. Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan.
f. Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku kelompok.
g. Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat. Pelajar yang memiliki kesehatan mental yang baik akan dapat belajar lebih mudah daripada yang memiliki masalah.
h. Belajar afektif dapat dikembangkan atau diubah melalui interaksi guru dengan kelas.
i. Pelajar dapat dibantu agar lebih matang dengan cara membantu mereka mengenal dan memahami sikap, peranan dan emosi. Penghargaan terhadap sikap, perasaan dan frustasi sangat perlu untuk membantu pelajar memperoleh pengertian diri dan kematangannya.
 Cara mengantisipasi Kelemahan Diri Dalam Belajar
• Memberikan umpan balik kepada guru atau teman sekelas.
• Berintuisi terhadap perasaan rekan.
• Berempati.
• Menciptakan unit kerja.
• Komunikasi antar rekan.
• Belajar secara kelompok.
• Belajar berkolaborasi.
• Menerima umpan balik.
• Merasakan motivasi rekan.
• Mengerjakan proyek secara berkelompok.
• Mengajari rekan mengenai sesuatu yang baru.
• Belajar dari seseorang yang tidak satu sekolah.
• Mendengar atau memahami sudut pandang yang lain.
• Membuat aturan secara berkelompok.
• Melakukan wawancara.
• Menemukan teman yang baik.






















Nama : Kelas
Beni Oktoferi
Tedy Saputra XI IPS 1
Rina Miranti

Tidak ada komentar: