Mengenai Saya
Kamis, 28 Oktober 2010
Yamaha Byson 'vs' Honda New Mega Pro
Gak mau kalah sama blog sebelah…saya mau bahas Honda Megapro sama Yamaha Byson juga. Bukan apa-apa..seolah sejak bebek-bebek baru mbrojol tempo hari, kedua motor ini menjadi lompatan bagi kedua ATPM besar di negeri ini..
Jadi pilih mana?
Yamaha Byson atau Honda Megapro?
PUSINKKKK..... pilih yang mana ??? comment ksh tau saya!!!
Sabtu, 23 Oktober 2010
Matic Drag ~.~
Selasa, 06 Oktober 2009
modif motor
class="" style="padding-top: 20px; font-size: 18px; color: rgb(0, 0, 0);" align="center">Modal 245 cc style="color: (86, 156, 197);" align="right">2009-04-08 19:14:12 style="text-align: justify;">Berpacu di kelas FFA atawa Free For All, membebaskan kapasitas silinder dibore up abis. Tapi, Yamaha Mio pacuan Bram Prasetya cukup bermain di angka 245 cc. Namun hasilnya raih podium pertama di seri 1 Pertamax Plus BRT Indotyre Race & Party 2009 di Sirkuit Sentul Kecil, beberapa waktu lalu.
Menurut Mansuri sang mekanik, 245 cc menghasilkan power yang tidak terlalu bengis. “Masih mudah dikendalikan joki dan punya endurance bagus,” ujar Suri, sapaan akrab pria yang punya workshop di Jl. Meruya Selatan, No. 37, Jakarta Barat itu.
Kapasitas 245 cc bukan angka keramat? Pemilik bengkel Empush yang emang punya Suri itu pakai piston diameter 70 mm. Pemilihan ukuran diameter ini selain power atas bisa lebih bicara, kenaikan stroke pun gak perlu tinggi. Mesin juga bisa lebih awet meski digeber puluhan lap.
“Piston asli Yamaha Scorpio, stroke cukup naik 6 mm. Itupun hanya terap pakai pen stroke 3 mm merek CLD. Tidak perlu menggeser posisi pin di kruk as,” kata pria yang sudah memulai karir sebagai mekanik sejak usia 12 tahun ini. Wah, padahal sekarang usia Suri baru 30 tahun. Itu artinya doi dah jadi mekanik sejak 18 tahun lalu ya. Nah lho, kok jadi ngomong profil Suri? Lanjut!
Kini stroke yang asalnya 57,9 mm jadi 63,9 mm. “Dipadukan dengan piston 70 mm sanggup meraih angka 245,8 cc,” jelas mekanik yang dapat support dari Dodo yang bos CLD itu.
Oh ya! Aplikasi piston Scorpio di Mio, butuh penyesuaian lho. “Penyesuaian di pen piston aja. Pen Mio 15 mm, sedang Scorpio 16 mm,” kata pria yang punya moto ‘inovasi tiada ampun’ ini.
Maka itu buat akali piston biar bisa digunakan, Suri melakukan metode bushing pen. Ya! Untuk bagian kiri dan kanan pen piston, pakai pen milik Scorpio yang dikondom ke pen standar.
KLEP CAMRY
Menemani ruang bakar yang ‘ditonjok’ piston gambot, maka katup isap dan buang bisa dipasang yang payungnya lebar. Suri pun mengadopsi klep Toyota Camry. Ya, diameter payung 34 mm/31 mm.
Menurut buku panduan menggunakan flowbench, klep isap besarnya 0,52-0,57 mm dari diameter seher. Jika diameter seher 70 mm, maka diameter payung klepnya = 70 x 0,52 = 36,4 mm. Tapi ukuran klep 36,4 mm susah dicari. Apalagi cari yang batangnya kecil. Makanya, cukup pakai punya Camry 34 mm dengan batang klep kecil.
Angka 34 mm karakternya bagus. Tenaga mesin galak dari putaran bawah. Cocok untuk pasar senggol dengan trek pendek. Seperti Sentul Kecil yang aslinya untuk gokart itu.
KUNCIAN AKHIR
Ini dia! Mungkin ini juga salah satu seting gotong royong yang diterapkan Suri. Power besar tapi akselerasi putaran roda sedikit terhambat, sia-sia tuh. Selip! So, pria yang dibantu Herry ‘Kodok’ Widianto ini mengaplikasi kampas kopling racing Kawahara Racing. “Power kagak selip. Mulai putaran bawah sampai atas, tenaga terus teriak.”
Menurut Mansuri sang mekanik, 245 cc menghasilkan power yang tidak terlalu bengis. “Masih mudah dikendalikan joki dan punya endurance bagus,” ujar Suri, sapaan akrab pria yang punya workshop di Jl. Meruya Selatan, No. 37, Jakarta Barat itu.
Kapasitas 245 cc bukan angka keramat? Pemilik bengkel Empush yang emang punya Suri itu pakai piston diameter 70 mm. Pemilihan ukuran diameter ini selain power atas bisa lebih bicara, kenaikan stroke pun gak perlu tinggi. Mesin juga bisa lebih awet meski digeber puluhan lap.
“Piston asli Yamaha Scorpio, stroke cukup naik 6 mm. Itupun hanya terap pakai pen stroke 3 mm merek CLD. Tidak perlu menggeser posisi pin di kruk as,” kata pria yang sudah memulai karir sebagai mekanik sejak usia 12 tahun ini. Wah, padahal sekarang usia Suri baru 30 tahun. Itu artinya doi dah jadi mekanik sejak 18 tahun lalu ya. Nah lho, kok jadi ngomong profil Suri? Lanjut!
Kini stroke yang asalnya 57,9 mm jadi 63,9 mm. “Dipadukan dengan piston 70 mm sanggup meraih angka 245,8 cc,” jelas mekanik yang dapat support dari Dodo yang bos CLD itu.
Oh ya! Aplikasi piston Scorpio di Mio, butuh penyesuaian lho. “Penyesuaian di pen piston aja. Pen Mio 15 mm, sedang Scorpio 16 mm,” kata pria yang punya moto ‘inovasi tiada ampun’ ini.
Maka itu buat akali piston biar bisa digunakan, Suri melakukan metode bushing pen. Ya! Untuk bagian kiri dan kanan pen piston, pakai pen milik Scorpio yang dikondom ke pen standar.
KLEP CAMRY
Menemani ruang bakar yang ‘ditonjok’ piston gambot, maka katup isap dan buang bisa dipasang yang payungnya lebar. Suri pun mengadopsi klep Toyota Camry. Ya, diameter payung 34 mm/31 mm.
Menurut buku panduan menggunakan flowbench, klep isap besarnya 0,52-0,57 mm dari diameter seher. Jika diameter seher 70 mm, maka diameter payung klepnya = 70 x 0,52 = 36,4 mm. Tapi ukuran klep 36,4 mm susah dicari. Apalagi cari yang batangnya kecil. Makanya, cukup pakai punya Camry 34 mm dengan batang klep kecil.
Angka 34 mm karakternya bagus. Tenaga mesin galak dari putaran bawah. Cocok untuk pasar senggol dengan trek pendek. Seperti Sentul Kecil yang aslinya untuk gokart itu.
KUNCIAN AKHIR
Ini dia! Mungkin ini juga salah satu seting gotong royong yang diterapkan Suri. Power besar tapi akselerasi putaran roda sedikit terhambat, sia-sia tuh. Selip! So, pria yang dibantu Herry ‘Kodok’ Widianto ini mengaplikasi kampas kopling racing Kawahara Racing. “Power kagak selip. Mulai putaran bawah sampai atas, tenaga terus teriak.”
DATA MODIFIKASI
Ban : Battlax 90/80-16
Koil : CLD
Karburator : Keihin PE 28 mm
Em-Push : (021) 99987272
Ban : Battlax 90/80-16
Koil : CLD
Karburator : Keihin PE 28 mm
Em-Push : (021) 99987272
Penulis/Foto : Eka/David
:. Suzuki Skywave 125 NR 2007 (Singkawang) |
Hitam Bogel Ngacir |
2008-11-21 17:29:50 |
Coba tebak? Hitam, pendek bulat alias bogel dan bisa ngacir? Apa hayo? Bingung? Jawabannya Skywave 125 from Singkawang, Kalimantan Barat ini. Hitam karena emang seri Night Rider (NR). Bogel akibat dibikin ceper dan ngacir karena yang punya doyan balap. Tapi, apa iya ceper itu nyaman dan aman dipakai nggak? “Untuk di Singkawang nyaman aja karena jalannya bagus,” kata Ciputra sang pemilik. Kenyamanan tadi juga didapat karena dalam pemasangan dia juga pakai komponen cabutan dari skubek Bosowa komplet. Artinya nggak hanya pelek. “Dengan pakai sok yang sama, pemasangan jadi lebih gampang, nggak banyak ubahan. Sehingga rasanya lebih safety,” kata Aon, sang modifikator. Itu untuk roda depan, sedang di belakang masih mengandalkan as roda punya Spin 125 yang sudah kena sentuhan modifikasi. “As roda dibubut lumayan banyak, sehingga lebih kecil dan pas dengan pelek,” lanjut Aon yang belum kasih nama untuk bengkel modifnya. Juga tetap pakai as roda orisinal karena yakin akan kekuatannya. Bentuk pendek plus bulat semakin didapat lewat pilihan ban. Profil 120/70 di depan dan belakang memang lumayan lebar. “Sengaja pakai ukuran sama depan-belakang supaya montok,” kekeh sang pemilik yang disupport abis oleh Muliawan TA alias Popo dari dealer Suzuki Singkawang. Pengantian tadi otomatis mereduksi tinggi skubek. Biar lebih sip dipandang, Skywave yang aslinya dua sok diganti monosok. “Pakai punya MX dan dibuat rebah karena jaraknya sekarang yang sudah pendek banget. Kalau tetap berdiri pasti enggak bisa,” beber pria berambut lurus ini. DATA MODIFIKASI Ban depan : FDR 120/70-12 Ban belakang : FDR 120/70-12 Pelek : Bosowa Sok depan : Bosowa Disc depan : TDR Tutup tangki : Kawasaki Ninja Gas spontan : Daytona |
:. Duo Yamaha Mio Soul 2008 (Bandung) |
MotoGP Vs WSB |
2008-12-01 14:40:58 |
Menarik! Itu kalimat yang muncul begitu lihat dua Mio Soul ini. Kedua motif ‘baju’ skubek ini semotif dengan pelindung kepala racer dunia. Coba tebak, helm siapa? “Kalau saya, aplikasi motif helmnya Noriyuki Haga,” bilang Budi Cahyadi, pemilik Soul yang tinggal di Bandung, Jawa Barat ini. Sedang Soul yang satu lagi, milik Hendra yang juga domisili di Kota Kembang itu. Skubek miliknya, mengadopsi motif helm milik Nicky Hayden. Terjawab sudah! Alasan mereka mengaplikasi tuh motif, karena memang fans berat pembalap MotoGP dan WSB (World Superbike) itu. Wah, jadi MotoGP Vs WSB dounk! Yang pasti, rasa kagum mereka dituangkan ke atas bodi skubek. “Selain itu, teman ingin eksperimen airbrush begini,” aku Budi mewakili Hendra juga. Selain tawaran virus motif helm, kedua skubek ini juga udah mengalami ubahan spek mesin. So, nggak cuma baju yang tampil eye cathing. Tapi, lari juga mengimbangi. Baiknya bedah dan baca aja terus? PERHATIKAN DETAIL Bicara waktu pengerjaan, nggak bisa dipukul rata. Karena membutuhkan waktu yang berbeda hingga desain jadi sempurna. Misalnya, skubek milik Hendra. Butuh waktu sekitar sebulan. “Untuk Soul saya, sekitar 4 bulanan,” Timpal Budi. Mungkin hal ini disebabkan karena tempat pengecatan juga berbeda. Soul Hendra dikerjakan David dari DC Design, di Jl. Kopo Melati 3, No. 18, Bandung. Sedang Soul ‘Haga’ milik Budi ditangani Tjehay dari Beam Airbrush di Jl. Leuwi Sari Raya, No. 8, Bandung. Memindahkan motif helm ke motor, diakui kedua airbrusher ini tak mengalami kesulitan. “Selain ada contoh, kita juga sesuaikan motif dengan tulang dan bodi Soul,” aku David yang menggunakan cat Sikkens. Dengan kata lain, desain diaplikasi juga memperhatikan detail yang ada di pelindung kepala. Malah apa yang menjadi gambar dominan di helm pun, tidak lupa dicopy ke bodi. “Asyiknya lagi, desain juga bisa dicampur motif lain. Seperti lampu belakang Soul ini,” kata Budi sembari menunjuk buritan Soul corak lidah api itu. MESIN BORE-UP Beda dengan airbrush. Untuk urusan mesin, kedua Soul ini dipegang oleh satu tangan ahli. Yup! Mekanik itu adalah Cecep dari Ceps Motor di Jl. Jamika, No. 134, Kopo, Bandung, Jawa Barat. Spek bore up yang diaplikasi juga beda. Di Soul Hendra, pakai piston 67 mm milik Yamaha R6. Sedang Soul Budi, ambil piston diameter 65,5 mm merek NPP. “Ukuran piston memang beda. Tapi untuk jumlah naiknya stroke tetap sama. Yaitu pakai pen stroke Kawahara 5 mm,” buka Cecep yang gape bikin motor kenceng buat drag dan PMR alias Pasopati Midnight Race ini. DATA MODIFIKASI MIO HENDRA Koil : Suzuki RM85 Sok belakang : Kitaco Knalpot : Hi-Speed Karburator : Mikuni TM 30 mm Puli : Kawahara Noken as : Kawahara Pen stroke : Kawahara DATA MODIFIKASI MIO BUDI Koil : Suzuki RM85 Sok belakang : Kitaco Knalpot : DBS Rasio : Kawahara (16/39) Puli : Kawahara Noken as : Kawahara Pen stroke : Kawahara Penulis/Foto : Eka/M. David |
:. Suzuki Skywave 125 2008 (Jakarta) |
How To? Power 16 DK |
2008-12-02 21:12:36 |
Kondisi standar, Suzuki Skywave 125 punya tenaga besar dibandingkan kompetitor. Klaim Suzuki sih menyebutkan punya tenaga 9,6 dk pada 8.000 rpm. Tapi bagi Aldhie yang speed lover sejati, kekuatan seperti itu dirasa kurang. Doi langsung oprek dan dapat tenaga 16,01 dk pada 4.137 rpm. Perubahan yang tentunya cukup besar. Honda Tiger standar yang pernah dites MOTOR Plus hanya 15 dk. Sebenarnya apa sih yang sudah dilakukan Aldhie sehingga mendapatkan tenaga begitu besar? “Saya tidak hanya melakukan bore up, tapi stroke juga naik,” buka anggota Spinner Community itu bagi ilmu. Untuk piston, dia menggunakan produk Malaysia ukuran diameter 60 mm. “Tapi saya bingung, aslinya buat motor apa. Sebab nggak ada motor standar Yamaha yang ukurannya segitu. Tapi di Malaysia saya nemu aftermarketnya,” lanjutnya. Karena langka maka ayah satu anak itu segera nyetok beberapa unit. Enaknya, piston itu punya lubang pin 14 mm. Sehingga sangat cocok dengan motor buatan Suzuki. Terutama bebek dan skubek. Lebih simpel karena bisa masuk pada setang piston standar Skywave 125. Sedang untuk stroke atau langkah piston, dia melakukan ubahan lumayan drastis. Stroke standar Skywave 55,2 mm dan sekarang menjadi 65,2 mm. Kenaikan 10 mm itu bisa dikatakan cukup berani. “Tekniknya ganti pen stroke 1,5 mm. Kemudian posisi pen masih digeser lagi 3,5 mm. Totalnya 1,5 + 3,5 = 5 mm. Tinggal dikalikan 2 karena atas-bawah yang artinya jadi 10 mm,” beber pria yang baru buka bengkel berlabel Bike Rider Shop ini. Untuk melakukan pergeseran lubang pen ini tentunya harus bawa ke tukang bubut handal. “Kalau nggak center atau tidak pas bisa melintir,” lanjutnya. Dengan ubahan ini, otomatis kapasitas mesin juga sudah naik menjadi 185 cc. Penasaran mari dihitung bersama. Dari rumus volume silinder yaitu (3,14 x 6,02 x 6,52)/2 = 184,3 cc. Kalau digenapkan memang jadinya 185 cc. Dari data dyno dan ucapan Aldhie, kami langsung menjajal. Akselerasi yang dirasakan memang begitu cepat. Dalam tarikan awal, nggak terasa spidometer sudah menunjukkan angka 80 km/jam. Artinya angka tadi bukanlah sebatas data, kami sudah membuktikannya. POSISI CDI Bagi yang doyan ganti CDI di Skywave 125, perlu coba trik yang ditawarkan Aldhie. Doi memindahkannya ke dalam boks bagasi di bawah jok. “Pasalnya kalau masih posisi standar ribet masangnya, sebab harus buka banyak cover bodi,” cerita pria berkulit putih ini. Untuk itu dia hanya melakukan tarik kabel saja dan sekarang jadi gampang proses penggantian CDI-nya. DATA MODIFIKASI Ban depan : FDR 80/80-14 (pelek Spin) Ban belakang : Battlax 80/90-16 Kem : NMF, 330 derajat Karburator : NSR SP PE 28 Knalpot : Yoshimura karbon CDI : XP Andrion LE 4 Power Per CVT : Kitaco Bike Rider : (021) 68866543 Penulis/Foto : Nurfil/Yudi |
Tenaga Suzuki Skydrive Lebih Galak dari Spin
Written by http://otomotif.kompas.com/read/xml/2009/03/25/09072311/tenaga.suzuki.skydrive.lebih.galak.dari.spin | |
|
Honda Beat Tembus 110 km/jam
Written by http://www.otomotifnet.com/otoweb/index.php?templet=ototest/Content/0/0/1/7/669 | |
|
Duo Yamaha Mio West Custom
Written by M+ | |
|
Trick Bore Up |
Ditulis Oleh Admin | |
Thursday, 15 November 2007 | |
Kalo kita hendak melakukan Bore Up ada Baiknya kita memperhatikan beberapa faktor dan Tricknya, seperti yang Disampaikan Oleh Bro Senaponda. Silahkan Disimak, Mungkin akan sangat berguna buat Bro lebih belajar mesin atau yang sudah mahir ingin mengulas lebih dalam ::: Berikut tricknya :::: 1. Menyesuaikan squish ruang bakar dengan diameter piston dan juga design dome 2. Menyesuaikan valves setting dengan valve stamp 3. Mendesign porting yg efisien dan mempolish-nya 4. Mengganti train valves orisinal dgn after market yg bahannya lebih kenyal 5. Mengatur booring dlm kondisi clearence 5 micron dari skirt ( bukan pi holes ) supaya rambat muai piston dan block seirama dan harmonis. 6. Menggunakan olie syntetic min spect SAE10W30 yg bermutu. 7. Mengatur timing pengapian yang disesuaikan dengan kebutuhan mesin dgn menggunakan CDI programmable. Bilamana hal di atas terlewatkan dijamin : -Suara mesin kasar -Mist firring -Over heating -Piston dan klep tabrakkan -Klep floater -Under power -Boros doank Hanya segelintir mekanik motor yg SMART berpengalaman yang mau mengerti akan hal ini. Umumnya mekanik yang bijak dan berbaground mekanik yang biasa bikin motor untuk road race MP1 dan MP 2 yang bisa mengerti hal2x diatas.So dengan setidaknya kita memahami filosfinya teratment bore-up, sebagai end-user bisa mendapatkan hasil yang lebih maksimal. note ::: for pictures please click the link bellow From ::: Senaponda judul Asli ::: Trick Bore Up. DOnt Ever Mist !!! Source ::: http://www.varioclub.com/forum/viewtopic.php?t=1642 |
Ban Skubek Gampang Bocor!
Written by http://otomotif.kompas.com/read/xml/2009/04/28/1228546/ban.skubek.gampang.bocor | |
|
Skywave dan Spin Pakai Piston Smash
Written by http://www.otomotifnet.com/otoweb/index.php?templet=ototips/Content/0/0/1/7/1844 | |
|
The Shafira Project
Written by http://www.freemagz.com/index.php?option=com_content&view=article&id=204:the-shafira-project&catid=4 | |
|
Vario Cryogenic
Written by http://www.motorplus-online.com/index.php/article/detail/id/787 | |
|
Mati-matian Bawa Mio ke Jakarta
Written by http://oto.detik.com/read/2009/04/14/094429/1115043/642/mati-matian-bawa-mio-ke-jakarta | |
|
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar: